Rabu, 14 September 2016

Bukan misteri, ini penjelasan kenapa tawa dapat menular

Bukan misteri, ini penjelasan kenapa tawa dapat menular

Terkadang dikala kita menonton dua orang yg sedang tertawa menyikapi suatu lelucon yg sebenarnya sedang tak anda dengarkan, tapi kita masih tertawa. Kita tidak tahu menertawakan apa, tapi kita masihlah tertawa.

Berdasarkan hasil penelitian, memang lah benar bahwa tertawa itu menular. Otak kita bakal cepat merespon nada tertawa & memerintahkan otot-otot di wajah kita utk ikut bergembira.

Sophie Scott, satu orang ahli saraf di University College London, menyebut bahwa saat kita bicara terhadap satu orang, amat sering kita meniru perilakunya, meniru kata yg dipakainya, bahkan meniru gestur yg dipakainya. & faktor tersebut nyatanya serta bekerja kepada tawa serta.

Perihal ini tidak senantiasa bekerja pada orang lain, tapi otak kita dapat senantiasa merespon tawa dgn tawa pun. Kebolehan kita dalam menahannya maupun melanjutkan impuls tersebut menjadi tabiat lain pasti tidak sama di tiap-tiap orang.

Scott & sekian banyak peneliti yg lain melaksanakan penelitian bersama mengukur respon yg dirasakan oleh partisipan dgn fasilitas pemindai otak cream pemutih wajah FMRI. Sekian Banyak nada seperti nada tertawa & nada teriakan kejayaan, merupakan nada yg positif. Sedangkan nada teriakan pun nada muntah, yaitu faktor nada yg negatif.

Seluruh nada tersebut memicu respon di premotor cortical region dari otak, yg dengan cara automatis mengirim perintah ke otot wajah buat bereaksi atas nada tersebut.

Respon ini dapat semakin tinggi terhadap nada yg positif, yg berarti nada positif lebih menular ketimbang negatif. Faktor ini memaparkan kenapa kita seketika ikut tertawa apabila satu orang tertawa.

Para peneliti pun menguji pergerakan dari otot wajah, kala diperdengarkan nada tersebut. Menjadi satu orang lebih condong tersenyum dikala mereka mendengarkan tawa, tetapi mereka tak menciptakan ekspresi tersedak saat mereka mendengar nada muntahan. Perihal ini menunjukkan bahwa otak kita menghindari emosi negatif yg datang lewat nada.

Berdasarkan penelitian ini, Scott yakin bahwa menularnya tawa merupakan perihal sosial yg teramat utama di warga. Para peneliti pula yakin bahwa nenek moyang manusia sudah mempraktikkan faktor ini, adalah tertawa di dalam suatu group, sebelum mereka menemukan bahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar